RENCANA LRT BALI MAKAN BIAYA 10T, POTENSIAL KAH?

Ilustrasi LRT (BP/Istimewa)
Ilustrasi LRT (BP/Istimewa)

Belum lama ini, pembahasan terkait pembangunan LRT kembali menghangat. Hal ini merupakan buntut dari pertemuan Gubernur Bali, Wayan Koster dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins Kamis 11 Mei 2023, di gedung Jayasabha, Denpasar[1].

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Inggris Owen Jenkins menegaskan bahwa negaranya berkomitmen dan mendukung kerjasama sektor energi bersih terbarukan terutama pada Transportasi Umum[2]. Rencana LRT bukanlah hal baru di tahun 2023 ini, rencana LRT sendiri sudah dimulai sejak tahun 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan dengan Dubes Korsel dalam membahas peluang kerjasama pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia (Senin, 14 Juni 2021). Dalam pertemuan tersebut pemerintah menyambut baik keinginan pihak Korsel untuk terlibat dalam pembangunan kereta api di Bali dan Jakarta.

Rencana pembangunan infrastruktur kereta api Bali pada tahun 2021 melibatkan  Korea National Railway untuk menyusun kajian prastudi kelayakan (Pre Feasibility Study) terkait rencana pembangunan LRT rute Bandara Ngurah Rai – Seminyak sepanjang 9,46 km. hasil kajian pra FS tersebut membagi rencana pembangunan LRT menjadi dua fase yakni; Fase 1-A rute Bandara – Stasiun Central Park sepanjang 5,3 KM dan Fase 1-B rute Stasiun Central Park-Seminyak sepanjang 4,16 km.

Bagaimana potensi LRT di Bali?

Melihat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di wilayah ramai seperti Denpasar, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengemukakan bahwa Transportasi umum berbasis rel merupakan salah satu solusi yang tepat. Pasalnya, transportasi umum berbasis Rel dapat mengangkut lebih banyak penumpang dibanding sarana transportasi umum lainnya. Di lain pihak, Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana tidak menyarankan angkutan berbasis rel sebagai solusi jangka pendek pada permasalahan transportasi publik di Bali. Menurutnya, Pemprov Bali lebih baik memkasimalkan angkutan umum berbasis jalan di Bali. Hal ini dikarenakan solusi tersebut memakan waktu yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah[3].

Mengingat tingginya biaya investasi yang diperlukan dalam mebangun LRT. Pengembangan LRT perlu kajian yang mendalam dan tidak bisa tergesa-gesa saja untuk dilakukan.

 

[1] https://finance.detik.com/infrastruktur/d-6718157/proyek-lrt-bali-ditaksir-telan-biaya-rp-10-t-perlu-atau-tidak

[2] https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/inggris-dan-korsel-tertarik-proyek-lrt-di-bali-respons-koster-makjleb/ar-AA1b5pY1

[3] https://finance.detik.com/infrastruktur/d-6717252/bali-butuh-transportasi-umum-bangun-lrt-rp-10-t-jadi-solusinya/2


19 May 2023 |