KEMENHUB DALAMI KERETA GANTUNG SEBAGAI FEEDER MRT DAN LRT, DIGAGAS LEWAT SKEMA KPBU UNSOLICITED

1213

Jakarta, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini tengah mengkaji secara intensif opsi pembangunan kereta gantung sebagai moda transportasi pengumpan (feeder) untuk mendukung integrasi LRT Jabodebek dan MRT Jakarta. Proyek ini direncanakan akan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) jenis unsolicited proposal, di mana pihak swasta mengajukan inisiatif pembangunan tanpa permintaan langsung dari pemerintah.

Dalam kajiannya, Kemenhub tengah menelaah berbagai opsi untuk menentukan moda feeder yang paling efisien secara teknis dan finansial. Salah satu opsi yang kini dipertimbangkan serius adalah penggunaan teknologi kereta gantung modern berbasis sistem melayang (elevated transportation), dengan konsep pembangunan yang minim pembebasan lahan dan efisien dari sisi waktu konstruksi.

Proyek ini diprakarsai oleh Unitsky String Technologies Inc., sebuah perusahaan rekayasa internasional yang berbasis di Belarus dan Uni Emirat Arab, yang mengembangkan dan membangun sistem transportasi melayang berbasis kabel dan struktur ringan. Unitsky telah menyampaikan proposal awal sebagai badan usaha pemrakarsa (BUP), dengan menawarkan teknologi string rail yang dapat diaplikasikan di kawasan perkotaan padat dengan fleksibilitas trase dan keunggulan biaya operasi.

Feeder kereta gantung ini direncanakan membentang sepanjang 22,6 km dari Rawa Buntu menuju Stasiun MRT Lebak Bulus melalui Pondok Cabe, mencakup sekitar 12 stasiun pemberhentian dengan waktu tempuh hanya 23 menit. Nilai investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai US$ 1,25 miliar, termasuk infrastruktur, sarana transportasi, dan kebutuhan lahan minimum.

Selain mengkaji rute feeder untuk MRT, Kemenhub juga membuka peluang pengembangan jalur serupa untuk LRT Jabodebek, misalnya menghubungkan kawasan Jonggol ke Stasiun Harjamukti. Kedua rencana ini ditargetkan menjadi bagian dari proyek strategis non-APBN yang ditawarkan kepada investor swasta.

Sekretaris Jenderal Kemenhub Antoni Arif Priadi menegaskan bahwa proyek kereta gantung ini merupakan bentuk kemitraan dengan swasta yang tidak membebani anggaran negara. Sistem transportasi tersebut dirancang dengan pendekatan modular—menggunakan tiang di pinggir jalan—yang memungkinkan pembangunan tanpa gangguan besar terhadap lingkungan perkotaan[1].

Dengan opsi teknologi baru dan skema pembiayaan KPBU unsolicited, proyek kereta gantung ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam mendukung integrasi transportasi massal, sekaligus mendorong penggunaan angkutan umum yang efisien dan berkelanjutan di wilayah Jabodetabek

[1] https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7959608/kemenhub-masih-kaji-kereta-gantung-jadi-feeder-lrt-jabodebek-mrt-jakarta


16 July 2025 |